Inarno mengatakan, pada tahun ini BEI akan mengawal target jumlah emiten yang ditetapkan Direktur Utama BEI sebelumnya Tito Warsito yang mencapai 35 perusahaan. Per 28 Juni 2018, jumlah emiten di tahun ini sebanyak 21 perusahaan.
"Di 2019 kami mencoba mengantisipasi kemungkinan kondisi politik. Jadi, bukan 35 emiten, tetapi 25-30 emiten. Pada tahun 2020 akan ditargetkan 40 emiten," ujar Inarno di Jakarta, Jumat (29/6).
Namun demikian, jelas dia, penetapan target tersebut masih akan didiskusikan lagi oleh jajaran direksi BEI. "Tetapi, kami mempunyai optimisme ke depan. Optimistis jumlah perusahaan tercatat bisa lebih banyak," ujar Inarno.
Sementara itu, lanjut dia, gejolak di bursa saham domestik yang terjadi saat ini lebih dipengaruhi faktor eksternal. "Kami melihat Bank Indonesia (BI) akan mengendalikan kurs rupiah," ucap Inarno.
Inarno menyebutkan, BI 7-day Reverse Repo Rate yang berada di level 4,75% akan dinaikkan pada Rapat Dewan Gubernur BI hari ini. "Tetapi, saya rasa gejolak [pasar saham] itu kembali lagi karena dampak external factor. Kalau kita [Indonesia] akan mengendalikan kurs, maka [BI] harus menaikkan suku bunga," tuturnya.
Namun demikian, jelas dia, rencana BI untuk menaikkan suku bunga acuan sudah diantisipasi pasar sejak jauh hari. "Saya rasa [kenaikan BI 7-day Reverse Repo Rate] itu tidak ada dampak yang terlalu dalam bagi pasar modal," ujar Inarno.
Reporter: Didi Kurniawan
Editor: Iwan Sutiawan
No comments:
Post a Comment