Wednesday, August 29, 2018

Dituding Kebijakannya Sebabkan Impor Melonjak, Ini Komentar Kemendag

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan memastikan kebijakan mereka berupa keputusan untuk tidak menyertakan rekomendasi Kementerian Perindustrian dalam impor komoditas tertentu bukan keputusan Kemendag semata.

Poin itu sebelumnya dipertanyakan ekonom Faisal Basri yang menganggap hal tersebut menyebabkan melonjaknya impor ke Indonesia.

"Kebijakan tanpa (memberikan) rekomendasi bukan kebijakan Kemendag, tapi keputusan rapat koordinasi (rakor) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian," kata Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/8/2018).

Karyanto menjelaskan, dalam membuat keputusan, Kemendag selalu berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Dalam hal kebijakan tidak menyertakan rekomendasi untuk impor barang tertentu, Kemendag sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dalam hal mekanisme pertimbangan teknis sebelum izin impor diterbitkan.

Baca juga: Faisal Basri Sebut Impor ke Indonesia Serupa Air Bah

"Maraknya impor bukan itu satu-satunya (penyebab). Tidak perlu menanggapi pendapat pengamat, silakan saja diteliti apa penyebab utamanya," tutur Karyanto.

Sebelumnya, Faisal memandang kebijakan Kemendag yang tidak menyertakan rekomendasi Kemenperin menyebabkan jumlah barang yang masuk ke Indonesia atau barang impor naik signifikan. Bahkan, Faisal mengumpamakan kenaikan impor bagaikan air bah.

"Sebelum (pemerintah) batasi (komoditas impor), tertibkan dulu kelakuan Pak Enggar (Menteri Perdagangan), yang tadinya ada rekomendasi, sekarang enggak ada rekomendasi. Seperti air bah sekarang (impornya)," ujar Faisal.

Dia mencontohkan, dari periode Januari sampai Juli 2018, jumlah impor ban melonjak lebih dari 100 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penyebabnya, menurut Faisal, dikarenakan kebijakan Enggar yang memutuskan tidak perlu rekomendasi dari Kemenperin lagi untuk impor ban.

"Datanglah ban-ban dari China yang murah dalam tanda petik tapi tidak bisa divulkanisir. Ini dulu tertibkan sebelum tertibkan yang lain. Tertibkan yang enggak benar. Kalau sekarang kan menertibkan yang benar, yang enggak benar dulu ditertibkan kalau saya," ucap Faisal.


Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/29/191100726/dituding-kebijakannya-sebabkan-impor-melonjak-ini-komentar-kemendag

No comments:

Post a Comment