JAKARTA, KOMPAS.com - Rupiah semakin terpuruk. Di pasar spot Bloomberg, nilai tukar rupiah berada posisi Rp 14.935 per dollar AS berdasarkan pantauan Kompas.com pukul 16.00.
Kepala Ekonom PT Bank Central David Sumual mengatakan, pelemahan rupiah kali ini tidak begitu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Sebab, seiring dengan melemahnya rupiah, pemerintah menjaga harga-harga terutama makanan agar tetap stabil.
"Tahun ini gaji kan naik, harga-harga juga cukup terjaga meski pemerjntah kalau di beras harga naik sedikit lakukan intervensi," jelas dia ketika dihubungi Kompas.com Selasa, (4/9/2018).
Dia menjelaskan, yang benar-benar akan merasakan dampak dari pelemahan rupiah adalah masyarakat kalangan menengah ke atas yang memiliki gaya hidup konsumsi barang-barang impor.
"Jadi sebenernya yang terkena dampak pelemahan ya masyarakat kelas menengah atas yang kebanyakan impor, memakai barang-barang lux (mewah), jalan-jalan ke luar negeri. Kalau masyarakat menengah ke bawah mereka kan kebutuhan makan tetap tercukupi, harga-harga makanan kan terjaga," ujar dia.
Sementara itu, VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menjelaskan, transmisi dari pelemahan nilai tukar yang berlanjut akan mendorong kenaikan inflasi khususnya dipengaruhi oleh imported inflation.
Kenaikan inflasi selanjutnya akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Jika inflasi cenderung tinggi maka daya beli masyarakat cenderung menurun.
"Namun demikian, BI dan pemerintah sudah berkomitmen untuk tetap menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek yang diharapkan dapat mengelola ekspektasi nilai tukar sehingga harapannya dapat meredam transmisi pelemahan nilai tukar rupiah pada inflasi dan konsumsi rumah tangga," ujar dia.
Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/04/164500826/pelemahan-rupiah-diyakini-tak-pengaruhi-daya-beli-masyarakat
No comments:
Post a Comment