VIVA – Nilai tukar rupiah terus tertekan terhadap dolar Amerika Serikat. Bahkan, di perdagangan Reuters hingga sore ini, rupiah dibanderol di atas Rp14.800 per dolar.
Presiden Joko Widodo, yang baru kembali dari mengunjungi gempa Lombok NTB sejak minggu kemarin, langsung memanggil para menteri terkait jajarannya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kondisi saat ini memang masih tertekan. Imbas dari kondisi yang terjadi pada perekonomian Argentina.
"Kami melihat dari pergerakan global. Tentu, akan kami waspadai, karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina itu sangat tinggi dan kadang-kadang dikombinasikan dengan kondisi yang ada di negara emerging yang lain," jelas Sri usai pertemuan, di Istana Negara, Jakarta, Senin 3 September 2018.
Kondisi ini, diakui oleh Sri Mulyani belum akan berakhir. Sehingga, semakin tertekannya rupiah, diprediksi masih terjadi.
Lihat Juga
"Karena, situasi di sana belum akan selesai, maka kita harus antisipasi bahwa tekanan ini akan terus berlangsung," katanya.
Pemerintah, lanjut dia, berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas keuangan lainnya, guna mengantisipasi kondisi dalam negeri. Sehingga, bauran kebijakan antarinstansi bisa berjalan efektif.
"Sehingga, kami bisa langsung terus melakukan penyesuaian kalau memang akan dilakukan," kata dia. (asp)
Baca Di sini https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1071261-pemerintah-waspadai-tekanan-terhadap-rupiah-masih-terjadi
No comments:
Post a Comment