Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengungkapkan, dalam setahun, perusahaan memerlukan sekitar US$1,9 miliar hingga US$2 miliar untuk transaksi pembayaran kepada mitranya.
Dengan dekralarasi ini, perusahaan berkomitmen untuk mengkonversi transaksi yang tadinya dilakukan dengan denominasi dolar AS ke rupiah senilai US$1,7 miliar atau setara dengan Rp25 triliun sepanjang tahun ini.
Sekitar US$400 juta hingga US$500 juta merupakan transaksi dengan Pertamina yang sudah dikonversi ke rupiah. Kemudian, sisanya untuk untuk transaksi dengan kontraktor dan pembayaran pajak maupun royalti.
"Pembayaran dengan dolar AS kepada mitra-mitra kami memang cukup besar," ujar Pria yang akrab disapa Boy ini usai penandatanganan bersama di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (3/10).
Sebelumnya, lanjut Boy, sebagian transaksi masih menggunakan dolar AS karena terikat dengan kontrak sebelum berlakunya kewajiban penggunaan rupiah untuk transaksi di Indonesia oleh Bank Indonesia.
"Memang belum semua menggunakan rupiah karena menggunakan kontrak lama. Per hari ini, kami sudah sepakat untuk semua transaksi pembayarannya dengan rupiah," ujarnya.
Boy berharap langkah yang dilakukan perseroannya bisa ditiru oleh pelaku usaha lain. Dengan demikian, kurs rupiah, yang saat ini mendapatkan tekanan, bisa menguat.
Di tempat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi langkah Adaro untuk mengonversi transaksi dolar AS ke rupiah yang dilakukan antar pelaku usaha. Hal itu akan membantu dalam menyeimbangkan pasokan dan permintaan dolar AS di pasar sehingga mengurangi tekanan terhadap mata uang Garuda.
"Kita semua menjaga perekonomian bersama-sama baik Pemerintah, dunia usaha, masyarakat karena kita menghadapi dinamika global yang memang mengharuskan kita terus melakukan penyesuaian," ujar Sri Mulyani di tempat yang sama. (sfr/lav) Baca Di sini https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181003133826-92-335324/adaro-janji-konversi-transaksi-us-2-miliar-jadi-rupiah
No comments:
Post a Comment