Project Coordinator BBM Satu Harga PT Pertamina (Persero) Zibali Hisbul Masih, mengatakan, dari 67 titik yang sudah ditergetkan kini sudah sebanyak 58 titik beroperasi. Sementara lainnya tengah dalam proses pengerjaan.
"Di 2018 ada 67 titik Penyaluruan BBM satu harga. Yang sudah diresmikan pemerintah itu ada 21 titik. Yang sudah operasi 58 titik," sebut Zibali di Hongkong Cafe Jln. Sunda No. 5, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).
Zibali menerangakan, untuk sembilan sisa titik penyidiaan Penyalur BBM satu harga yang belum rampung itu tersebar di sejumlah pulau dan provinsi. Rinciannya enam di Sumatera, satu di Kalimantan, dua di Papua.
"Sisa sembilan. Insya allah November ini sudah teralisasi dan selesai," ungkapnya.
Dia sangat yakin, sembilan lokasi tersebut bakal segera terwujud pada akhir tahun ini. Saat ini mereka terus bekerja dan mengupayakan itu agar titik yang sudah ditentuka segera selesai.
"Sisa sembilan titik, insya allah selesai akhir tahun. Tinggal nanti kita pikirkan pada 2019 yang di 29 titik," imbuhnya.
Pemberlakuan dan penerapan BBM satu harga yang dilaksakan pemerintah melalui Pertamina yang berfokus dan menyasar daerah sulit dijangkau atau diakses. Khususnya daerah Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (3T) yang belum "terjamah" keadilan untuk memperoleh BBM.
"BBM satu harga ini fokus di daerah 3T. Mengacu pada SK Ditjen Migas terkait penerapan satu harga. Kita mengacu ke titik- itu, rata-rata di 3T," tandasnya.
Seperti diketahui pemerintah sejak 2017 lalu sudah memberlakukan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan keadilan kepada masyarakat dalam memperoleh BBM.
Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/30/203355726/pertamina-67-titik-penyalur-bbm-satu-harga-bakal-rampung-november
No comments:
Post a Comment