Nilai tukar rupiah melemah cepat menembus level psikologis Rp 15 ribu per dolar AS pada perdagangan di pasar spot, Selasa (2/9). Saat berita ini ditulis, kurs rupiah berada di level 15.025 per dolar AS atau melemah 0,77% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Pelemahan kurs rupiah tercatat sebagai yang paling besar di antara mata uang Asia lainnya.
Mengacu pada data perdagangan di pasar spot yang dilansir Bloomberg, seluruh mata uang Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada Selasa ini. Saat berita ini ditulis, pelemahan terbesar dialami rupiah yaitu 0,77% dan rupee India yaitu 0,58% dan diikuti won Korea Selatan 0,43%.
Mata uang lainnya juga melemah namun tidak signifikan. Dolar Taiwan 0,21%, peso Filipina 0,18%, baht Thailand 0,11%, dolar Hong Kong 0,11%, dolar Singapura 0,08%, yen Jepang 0,03% dan ringgit Malaysia 0,02%.
Pelemahan terjadi seiring penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Hal itu tercermin dari DXY index yang terus merangkak naik dari sejak hari pengumuman kenaikan bunga acuan AS, Rabu (26/9) lalu yaitu dari level 94,19 menjadi berada di level 95,33.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak dunia yang menembus US$ 85 per barel disebut-sebut jadi sentimen negatif bagi mata uang negara importir minyak yang mengalami defisit transaksi berjalan (perdagangan barang dan jasa) seperti Indonesia. (Baca juga: Perkuat Rupiah, BI Kembangkan Pasar Valas Berjangka di Dalam Negeri)
Adapun pasca rupiah menembus Rp 15 ribu per dolar AS, indeks harga saham gabungan (IHSG) jatuh ke zona merah. Saat berita ini ditulis, indeks berada di level 5.924 atau turun 0,34% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Sebanyak enam dari 10 indeks sektoral mengalami penurunan, yang terbesar yaitu industri dasar turun 1,09% dan aneka industri turun 0,59%.
Namun, bila mengacu pada data RTI, investor asing terpantau masih membukukan pembelian bersih (net foreign buy) saham meskipun tipis yaitu sebesar Rp 80,17 miliar di keseluruhan pasar.
No comments:
Post a Comment