Pada perdagangan pasar spot Jumat (2/11) siang, kurs rupiah berada di posisi Rp15.039 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs refersensi BI, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.089 per dolar AS.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perubahan sentimen global tersebut berasal dari dua hal. Pertama, kepercayaan investor asing kepada Indonesia mulai meningkat. Peningkatan kepercayaan tersebut telah membuat aliran modal asing ke tanah air (capital inflow) naik.
"Aliran modal asing ini mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Ini karena kepercayaan internasional terhadap langkah BI, pemerintah, dan pendalaman pasar menjadi faktor yang mendorong rupiah yang menguat dan stabil," ujar Perry di Kompleks Gedung BI, Jumat (2/11).
Misalnya, baru-baru ini BI merilis Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) , instrumen valas derivatif yang diperdagangkan over the counter (OTC). Menurutnya, kehadiran DNDF bisa membuat pasar keuangan semakin bervariasi.
Perubahan sentimen global lainnya, menurut Perry, terlihat dari mulai ditemukannya solusi atas beberapa perdebatan di dunia. "Misalnya, ketegangan perdagangan antara AS-China, ada beberapa arah untuk mencari solusi," imbuhnya.
Ke depan, BI memastikan akan terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah agar tetap stabil dan memberi dukungan pada pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
No comments:
Post a Comment