Saturday, November 24, 2018

Harga Minyak Anjlok, Akhir Tahun Neraca Dagang Bisa Surplus

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom menilai neraca perdagangan Indonesia hingga akhir tahun ini akan diselamatkan oleh harga minyak yang terus melemah. Pasalnya, defisit utama neraca perdagangan Indonesia dan melemahnya nilai tukar rupiah salah satunya disebabkan karena naiknya harga komoditas dunia ini.

Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan penurunan harga minya akan menambah sentime positif untuk rupiah agar terus menguat dan dapat menahan laju impor minyak bumi dan gas secara signifikan.

"Diluar perkiraan beberapa minggu terakhir ini harga minyak ternyata mengalami penurunan yang signifikan diiring penurunan harga komoditas lainnya. Penurunan harga minyak ini akan menambah sentimen positif untuk penguatan rupiah. Dampak keduanya akan significant menahan laju impor migas," kata Piter kepada CNBC Indonesia, Sabtu (24/11).


Namun demikian, sayangnya pelemahan harga minyak ini juga diiringi dengan turunnya harga sejumlah komoditas lainnya seperti batu bara dan minyak sawit (crude palm oil/CPO). Padahal dua komoditas ini yang selama ini menyangga neraca perdagangan Indonesia dari defisit yang dalam.

"Meskipun penurunan harga komoditas juga akan mengerem ekspor tapi saya kira perlambatan impor migas akan lebih besar. Terutama lagi bila impor barang modal dan impor bahan baku mulai melambat karena stock yang dirasa sudah cukup tinggi," jelas dia.

Dengan pertimbangan kondisi tersebut, Piter memperkirakan neraca perdagangan dalam negeri di akhir tahun ini akan mengalami surplus. "Saya perkirakan neraca perdagangan di kuartal empat ini akan bisa surplus walaupun tipis," terang dia.

Harga minyak dunia jatuh cukup dalam pekan lalu. Kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi global semakin nyata dan membebani harga si emas hitam.

Harga Minyak Anjlok, Akhir Tahun Neraca Dagang Bisa SurplusFoto: Infografis/Defisit Migas Tahun Ini Capai Rp158 T, Terparah Sejak 2014!/Aristya Rahadian Krisabella

Sepanjang pekan lalu, harga minyak brent anjlok 11,92% secara point-to-point. Sedangkan light sweet amblas 10,69%.

Dalam sebulan terakhir, harga brent sudah berkurang 28,98% dan light sweet terpangkas 24,1%. Sejak awal tahun, harga brent amblas 11,67% dan light sweet ambrol 14,48%. 

[Gambas:Video CNBC]

(roy)

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini https://www.cnbcindonesia.com/market/20181124201815-17-43575/harga-minyak-anjlok-akhir-tahun-neraca-dagang-bisa-surplus

No comments:

Post a Comment