FAJAR.CO.ID, PADANG PARIAMAN – Ratusan penumpang Lion Air mengamuk di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (1/11). Pasalnya, maskapai berlambang singa itu menunda penerbangan.
Bahkan, penumpang sampai terlantar dan uring-uringan di BIM hingga 8 jam lamanya. Dari informasi yang dihimpun, sesuai jadwal pesawat dengan nomor penerbangan JT 130 itu harusnya sudah terbang dari BIM pukul 10.40 WIB.
Pesawat dijadwalkan menuju Bandara Internasional Kualanamu, Medan. Namun, hingga pukul 19.00 WIB penumpang masih harus menunggu jadwal penerbangan.
Salah satu penumpang, Mardefni Zainir mengatakan, saat dirinya mempertanyakan soal delay, pihak maskapai beralasan bahwa komponen pesawat mengalami kerusakan. Sehingga harus dilakukan perbaikan.
Atas keterlambatan itu, pihak maskapai juga memberikan kompensasi berupa makanan kepada calon penumpang sekitar pukul 15.00 WIB. Atau setelah 4 jam delay dari jadwal terbang seharusnya.
Selanjutnya, sekitar pukul 17.00 WIB, pihak Lion Air juga memberikan kompensasi tambahan berupa uang tunai Rp 300 ribu kepada seluruh penumpang.
“Ya, kita dikasih nasi bungkus dan uang setelah itu. Kita juga sempat protes karena saking lamanya menunggu,” kata Mardefni Zainir.
Kompensasi uang tunai memang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 tahun 2015 tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan (Delay Management) pada Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal di Indonesia.
Keterlembatan yang dialami penumpang Lion Air ini masuk dalam kategori lima, yang menyebutkan, jika keterlambatan lebih dari 240 menit, kompensasi berupa ganti rugi sebesar Rp 300 ribu wajib diberikan kepada penumpang.
Sementara itu, setelah delay selama 8 jam, maskapai Lion Air menyiapkan pesawat pengganti untuk memberangkat ratusan penumpang ke kota Medan yang dijadwalkan pukul 19.00 WIB.
Executive GM PT Angkasa Pura II Cabang BIM Dwi Ananda Wicaksana ikut bicara soal keterlambatan tersebut. Pihaknya mengaku telah menjembantani komunikasi penumpang dan maskapai Lion Air.
“Kami juga minta kepastian, apakah ada pesawat untuk berangkatkan penumpang. Kalau tidak, tentu ada prosedur berupa fasilitas penginapan atau refund,” jelas Dwi di BIM, Kamis (1/11).
Namun, setelah desakan penumpang dan pengelola bandara berlanjut, pihak maskapai Lion Air akhirnya menginformasikan jika penumpang itu akan diberangkatkan menggunakan pesawat lain yang sebelumnya mendarat dari Batam dengan nomor penerbangan JT229.
“Nanti pesawat lanjut ke Kualanamu. Tadi tiba dari Batam sekitar pukul 17.00 WIB lebih,” ujar Dwi.
Dwi menjelaskan, pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT130 memang mengalami penundaan berjam-jam lamanya karena masalah mesin. Pihak maskapai menyebutnya dengan istilah Technical Engine Vibrate atau munculnya getaran tak wajar dari mesin pesawat.
Menurut Dwi, kejelasan dari pihak maskapai memang diperlukan dalam situasi seperti ini. Sebab bagi penumpang adalah kepastian keberangkatan. “Sebetulnya penumpang butuh kepastian itu,” katanya. (ce1/rcc/JPC)
No comments:
Post a Comment