Rupiah memimpin penguatan mata uang di kawasan Asia. Diikuti baht Thailand menguat 0,02 persen, yen Jepang 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,15 persen, peso Filipina 0,16 persen, dan won Korea Selatan 0,26 persen.
Sebaliknya, mata uang utama negara maju justru bersandar di zona merah. Dolar Australia melemah 0,12 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen, dan rubel Rusia minus 0,01 persen.
Sementara euro Eropa dan poundsterling Inggris stagnan. Namun, franc Swiss berhasil menguat 0,09 persen dari dolar AS.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan kembali melemah pada hari ini karena ada sentimen negatif dari luar maupun dalam negeri.
"Pasar cenderung bereaksi negatif meskipun akan positif untuk pergerakan rupiah," ujarnya, Kamis (29/11).
Sementara di luar negeri, pasar menanti kepastian perdamaian AS dengan China dalam forum KTT G20 Summit. Hal ini membuat dolar AS berhasil dari beberapa mata uang. Hal ini membuat sentimen bank sentral AS, The Federal Reserve yang memberi sikap netral terhadap rencana kenaikan suku bunga acuan tidak di-respons pasar.
(fea)
Baca Di sini https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181129090025-78-350133/rupiah-pimpin-penguatan-mata-uang-asia-pagi-ini
No comments:
Post a Comment