JAKARTA, KOMPAS.com - Penerimaan negara tahun ini melebihi target APBN 2018 yang telah ditetapkan. Sementara belanja negara mencapai 97 persen dengam defisit dan keseimbangan primer di bawah 2 persen sejak tahun 2012.
"Penerimaan negara baik pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh tinggi dan sehat, terimakasih pada seluruh jajaran yang mengelola penerimaan negara," tulis Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam akun Facebooknya, Jakarta, Selasa (1/1/2018).
Dia menyebutkan, pembiayaan mengalami kontraksi, dengan defisit APBN sebesar 1,72 persen dari PDB, jauh lebih rendah dari angka UU APBN 2018 sebesar 2,19 persen. "Ini adalah defisit terkecil sejak 2012," sebutnya.
"Keseimbangan primer adalah sebesar Rp 4,1 Triliun, ini surplus keseimbangan primer sejak 2011. Prestasi," sambung Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani: Kuasai Freeport, Penerimaan Negara akan Lebih Besar
Di APBN 2018, target penerimaan negara yakni sebesar Rp 1.897,7 triliun. Adapun dari sisi belanja target di APBN 2018 sebesar Rp 2.220,7 triliun.
Meski disebut penerimaan negara di APBN 2018 sudah capai target, namun Sri Mulyani belum menyampaikan secara detail angkanya.
Rencananya Kementerian Keuangan baru akan menggelar konferensi pers update APBN 2018 pada Rabu 2 Januari 2019.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perbendaharaan Marwanto menginformasikan, pendapatan negara untuk tahun 2018 sudah mencapai 100,1 persen. Ini mengacu pada hasil perhitungan Senin (31/12/2018) pagi.
.“Pendapatan negara sudah 100,1 persen. Itu (data) jam 07.00 pagi. Mudah-mudahan meningkat,” ucap Marwanto seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/01/092647126/penerimaan-negara-2018-lebihi-target-defisit-terkecil-sejak-2018
No comments:
Post a Comment