Ketua KSPI Said Iqbal berpendapat, revolusi industri 4.0 akan mempersempit lahan pekerjaan karena teknologi bisa mengambil alih kegiatan yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia. Untuk ritel misalnya, penjualan kini bisa dilakukan via daring (online).
"2019 itu yang pasti memang ritel atau perdagangan karena pakai internet kan. Revolusi industri 4.0 bicara soal digital ekonomi," tutur Said, Rabu (26/12).
Kemudian, perusahaan yang bergerak di industri tekstil juga masih akan menyumbang jumlah PHK pada tahun depan. Maklumlah, jika sistem digital masuk dalam produksi di pabrik, maka jumlah pekerja yang dibutuhkan akan berkurang.
"Itu namanya revolusi industri. McKinsey Global Institute mengatakan 300 juta orang terancam PHK, Indonesia 32 juta," sambung Said.
Namun, prediksi sebanyak 32 juta karyawan itu akan dimulai pada 2020 mendatang secara bertahap. Menurut Said, pemerintah sejauh ini belum siap untuk memproteksi pekerja dari potensi PHK tersebut.
"Dari sisi regulasi pemerintah membuat soal revolusi industri 4.0 nanti ancaman PHK terjadi di mana-mana. Bisa lihat Giant 19 cabang tutup contohnya," jelas Said.
Sebagai informasi, selain gerai ritel Giant, PHK juga terjadi karena penutupan seluruh gerai ritel 7-Eleven pada pertengahan tahun lalu. Sejumlah mantan karyawan 7-Eleven pun masih memperjuangkan hak nya berupa sisa pesangon.
Sebagai informasi, dalam empat tahun terakhir KSPI memprediksi jumlah PHK sudah mencapai hampir satu juta. Beberapa perusahaan yang merumahkan karyawannya berada di sektor semen, baja, ritel, otomotif, tekstil, serta makanan dan minuman.
(aud/lav) Baca Di sini https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181226172615-92-356542/revolusi-industri-40-sektor-ritel-berpotensi-phk-karyawan
No comments:
Post a Comment