Rata-rata, penurunan harga yang dilakukan Pertamina ialah kisaran Rp 100-250 per liter. Lantas, mengapa Pertamina hanya menurunkan harga yang relatif rendah tersebut?
Manager External Communication Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, nilai penurunan harga Pertamax Cs itu telah dihitung dengan formula yang matang. Di mana, penurunan ini dipengaruhi oleh harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Arya juga mengatakan, nilai penurunan harga BBM yang dilakukan Pertamina tak jauh beda dengan yang dilakukan oleh Badan Usaha penyalur BBM lainnya. Artinya, kata Arya, perhitungan harga yang dilakukan juga tak jauh berbeda.
"Kalau buat referensi, coba lihat saja, kan di Indonesia ini kan, terutama di Jakarta itu kan pelaku usaha yang menjual produk bahan bakar non subsidi itu nggak cuma Pertamina, ada badan usaha lainnya," kata Arya.
"Nah itu mereka juga rate-nya sekitar segitu. Artinya memang kondisi ini perhitungannya nggak jauh beda. Namun kita menawarkan yg jauh lebih ekonomis untuk masyarakat," tambahnya.
Lebih dari itu Arya menambahkan, bahwa harga BBM non subsidi ini mengikuti fluktuasi serta dinamika global. Sebab, dasar perhitungan untuk menentukan harga BBM non subsidi dilihat dari harga minyak mentah dunia dan kurs dolar AS.
"Jadi kan kalau harga BBM itu ada dasar perhitungannya, yang pertama itu adalah harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," tuturnya.
(fdl/ara) Baca Di sini https://finance.detik.com/energi/d-4372137/kok-pertamina-cuma-turunkan-harga-pertamax-cs-rp-200-per-liter
No comments:
Post a Comment