JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam lima tahun belakangan, produk kopi Mayora lewat merek Torabika telah berhasil diterima dengan baik di pasar Rusia.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan, dengan makin kuatnya Mayora di pasar Rusia diharapkan akan ada kerja sama positif dalam perdagangan Indonesia dan Rusia.
Bahkan dirinya menginginkan Mayora membangun pabrik di Rusia.
"Dengan pabrik itu akan beri kesempatan baik bagi Mayora untuk menjangkau pasar Rusia dan juga negara Eurasia," kata Vorobieva, Rabu (6/2/2019).
Baca juga: Viral Foto Permen Kopiko dalam Pesawat Luar Angkasa, Ini Kata Mayora
Vorobieva juga mengungkapkan kedua negara tidak dalam kondisi perang dagang. Sehingga diharapkan kerjasama kedua negara diperkuat khususnya di bidang ekonomi. Dirinya bahkan secara terbuka mengungkapkan produk CPO dari Indonesia pun sejatinya diterima dengan baik di negaranya.
"Kami harap kedepan Indonesia juga akan beli produk high tech asal Rusia dan juga bisa mengambil produk pertanian seperti gandum," sebutnya.
Sementara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, sejatinya Indonesia tak hanya ingin dikenal sebagai eksportir komoditas CPO maupun tambang saja. Melainkan juga ingin dikenal dengan eksportir produk bernilai tambah seperti produk makanan atau minuman seperti Mayora.
Mengenai potensi pembangunan pabrik, Enggar juga berharap Mayora ke depan dapat mewujudkan rencana pembangunan pabrik di Rusia. Hal ini juga menurut dia, tanda agar hubungan Indonesia dan Rusia tak hanya sekedar politik dan bilateral tetapi juga ekonomi. Seperti kemauan Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Saya tentu akan dorong Mayora untuk bangun pabrik di Rusia. Seperti halnya saya minta Sukhoi untuk bangun pabrik di Indonesia," kata Enggar, Rabu (6/2/2019).
Baca juga: RI dan Rusia Bentuk Kelompok Kerja Bahas Mekanisme Pembelian Sukhoi
Enggar menyebutkan, produk Mayora Group akan dimasukkan dalam daftar komoditas imbal dagang (counter trade) dengan Sukhoi buatan Rusia. Sebab, selama ini produk Mayora sudah banyak dikirim ke Rusia. Begitupula, Indonesia banyak membeli pesawat tempur Sukhoi.
Mengenai kelanjutan, Kemdag masih menunggu tindak lanjut dari kementerian terkait, salah satunya Kementerian Pertahanan (Kemhan). Jika memungkinkan, Kemendag akan memasukkan produk Mayora dalam daftar komoditas untuk imbal dagang ini.
"Kita masih tunggu perkembangan lebih lanjut untuk counter trade itu. Kita tunggu dari kementerian lain lain. Kalau jadi, kita selipin produk Mayora," ucapnya.
Presiden Direktur PT Mayora Indah Tbk, Andre Sukendra Atmadja menjelaskan untuk bisa membangun pabrik tentunya harus ada skala ekonomis yang harus dicapai. Menurut dia, perusahaan masih mempelajari pembangunan fasilitas produksi di Rusia.
"Skala ekonomisnya tentu harus bisa mendapatkan 100 juta dollar AS dalam setahun baru feasible membangun pabrik," kata Andre, Rabu (6/2/2019).
Adapun tahun 2019 ditargetkan akan ada 2.000 kontainer produk Mayora yang di kirim ke Rusia. Jumlah kontainer tersebut setara 40 juta dollar AS. Mayora Group didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Saat ini Mayora Group memiliki 29 pabrik. Ada 24 pabrik di Indonesia dan lima pabrik di luar negeri.
Emiten berkode saham MYOR ini memproduksi dan memiliki delapan divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi. Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit, kembang gula, wafer, coklat, kopi, sereal, minuman kemasan dan makanan instant serta memasarkan produknya di pasar lokal dan luar negeri. (Eldo Christoffel Rafael)
Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Mendag minta Mayora bangun pabrik di Rusia, Sukhoi bangun pabrik di Indonesia
Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/06/224600626/mayora-diminta-bikin-pabrik-di-rusia-mendag-minta-sukhoi-bangun-pabrik-di
No comments:
Post a Comment