JAKARTA - Maskapai penerbangan plat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) meyakini bahwa posisi keuangan perusahaan akan menjadi positif tahun ini. Perusahaan menargetkan capaian pendapatan konsolidasi sebesar USD4,9 miliar pada tahun ini atau setara dengan Rp66,15 triliun mengacu kurs Rp13.500 per USD.
Dari total pendapatan tersebut, diharapkan mampu menghasilkan laba bersih sebesar USD8,7 juta atau setara dengan Rp117,45 miliar. Sementara untuk aset diharapkan mencapai USD5,3 miliar, dengan utang sebesar USD4,2 miliar.
Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono menjelaskan, perusahaan akan meningkatkan kontribusi anak usaha serta memaksimalkan pos-pos pendapatan, seperti pendapatan dari penumpang dan kargo.
"Kontribusi anak perusahaan inilah yang memberikan dampak kepada perusahan, karena airlines sangat terbatas sekali. Saat ini kontribusi anak perusahaan mencapai 24%-25% dari total revenue," ujarnya di Restoran Manggar, Jakarta, Rabu (23/1/2018).
Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 13%-15% yang ditunjang oleh upaya optimalisasi rute dan peningkatan kapasitas armada. Peningkatan kapasitas produksi tersebut, salah satunya juga dilakukan dengan meningkatkan utilitas pesawat yang dari 9 jam 36 menit menjadi 10 jam 24 menit di 2018.
Di kesempatan yang sama, Direktur Operasi Triyanto Moeharsono mengatakan tahun ini maskapai akan meningkatkan level pelayanan melalui salah satu indikatornya on time performance (OTP) atau tingkat ketepatan waktu. Ditargetkan OTP tahun ini mencapai 91%.
"Kami juga aktif berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura maupun AirNav, untuk memastikan kelancaran operasional layanan penerbangan, khususnya untuk menunjang capaian OTP layanan penerbangan Garuda Indonesia yang lebih baik lagi" ujarnya.
“Adapun pada tahun ini Garuda Indonesia juga berhasil menekan trend incident rate hingga 0,329 per 1000 flight jauh dibawah total batas maksimum incident rate sebesar 0,700”, tegas Triyanto.
Selain itu, guna mendukung upaya maksimalisasi kinerja pendapatan perusahaan, Garuda Indonesia juga akan memaksimalkan beberapa pendapatan di luar bisnis layanan penerbangan, di antaranya adalah bisnis kargo maupun lini perusahaan lainnya seperti GMF AeroAsia dan Aerowisata yang akan terus dimaksimalkan melalui komitmen kerjasama dengan mitra global.
Dalam jangka panjang, untuk memaksimalkan pran serta anak usaha, Garuda Indonesia dan seluruh anak perusahaan akan menjalankan strategi bisnis jangka panjang bertajuk Garuda Indonesia Group Sky Beyond 3.5.
Sebelumnya
1 / 2
No comments:
Post a Comment