Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde berkunjung ke Indonesia terkait persiapan sebagai tuan rumah pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia.
Di Jakarta, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana, Lagarde diajak blusukan menjumpai warga.
Pertama rombongan Presiden Jokowi dan Lagarde ke RS Pertamina Pusat.
Di sana, Jokowi sempat menemui sejumlah pasien yang sedang mengantre mendapatkan pelayanan kesehatan dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Para pasien mengaku tidak mengeluarkan biaya untuk berobat.
Lagarde mendengarkan penjelasan Jokowi soal manfaat Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diperoleh warga kurang mampu. Ia juga sempat memegang dan memperhatikan kartu itu.
Seusai dari RSPP, Jokowi dan Lagarde melanjutkan kunjunganya ke Pasar Tanah Abang. Lagarde bahkan sempat membeli pakaian di salah satu toko yang ada di Blok A di pasar yang berada di Jakarta Pusat itu.
"Beli baju biru. Baju koko untuk suami. Oleh-oleh untuk suami," kata Presiden Jokowi.
Menurut Jokowi, dia sengaja mengajak Lagarde ke Tanah Abang untuk menunjukkan sektor usaha kecil dan menengah ke IMF. "Sektor usaha kecil, menengah, usaha mikro itu banyak sekali di Indonesia," kata Jokowi.
Pasar Tanah Abang dengan total 19.000 kios, menurut Jokowi, adalah kekuatan besar. "Sehingga ini jadi pengalaman lapangan bagi Ibu Lagarde agar desain ekonomi dilakukan, kebijakan ekonomi (melibatkan) ini juga," ujarnya.
Dalam pertemuan di istana, lanjut Jokowi, pemerintah juga membahas kesiapan pelaku usaha mikro dan menengah menghadapi digitalisasi ekonomi.
"Kami juga berdiskusi pentingnya meraih pertumbuhan untuk menciptakan lapangan kerja. Ini membutuhkan pendapatan untuk membiayai pembangunan," kata Lagarde.
Lagarde sendiri mengaku takjub dengan ajakan berkunjung oleh Presiden Jokowi ke pasar. Ia menyebut kekuatan perdagangan dan industri tekstil di Tanah Abang yang sangat besar.
Ia juga menyoroti positif keberadaan perempuan di Pasar Tanah Abang sebagai pedagang di sana. "Banyak sekali perempuan yang berdagang di sini," kata dia.
"Antusiasme mereka, energi mereka, dan pelayanan menunjukkan dinamisnya masyarakat dan ekonomi Indonesia," kata Lagarde.
Ekonomi Indonesia, lanjut Lagarde, berjalan baik karena faktor konsumsi, investasi, dan ekspor. "Ketiga mesin ekonomi itu berjalan dengan sangat bagus," ujarnya.
Ia mengaku terkesima dengan perubahan yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah single identification number. "Saya berharap ini berlanjut ke infrastruktur, pendidikan, dan sosial lainnya," pungkasnya.
Penilaian positif IMF akan Indonesia
Laporan akhir tahun lalu, IMF menyatakan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan yakni 5,07%. Kondisi ekonomi Indonesia juga disebut terjaga dan baik.
IMF memuji kebijakan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus memprediksi Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2018 ini. Patokan APBN 2018 sebesar 5,4%.
Dalam rilis terbuka tanggal 6 Februari 2018 itu, IMF menilai pertumbuhan global dan harga komoditas dapat membantu prospek ekonomi Indonesia yang berpenduduk lebih dari 260 juta jiwa.
Masalah domestik yang disorot IMF antara lain kekurangan penerimaan pajak dan pembiayaan fiskal yang lebih besar karena suku bunga tinggi.
Hal lain yang dipuji IMF dari ekonomi Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil, tingkat inflasi yang moderat, dan defisit anggaran berjalan yang minimal.
Pertumbuhan pembangunan infrastruktur juga menjadi sorotan positif IMF, termasuk investasi di dalamnya. "Ekonomi Indonesia berjalan dengan baik," sebut Lagarde dalam video yang disebar IMF.
Lagarde juga menyoroti energi kaum muda Indonesia yang bersemangat. Ia menilai itu merupakan modal besar dalam pembangunan dan "pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata."
Maksud direktur pelaksana IMF datang ke Indonesia
Secara khusus, Lagarde menyebut kedatangannya terkait posisi Indonesia yang akan menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi IMF dan Bank Dunia di Bali pada 8-14 Oktober 2018 mendatang.
Dalam rangka KTT tersebut, IMF sendiri mengeluarkan kampanye 'Voyage to Indonesia 2018' di semua platform digital, seperti situs dan akun media sosial mereka.
Selain persiapan pertemuan tahunan itu, Lagarde berada di Indonesia dalam rangka menjadi pembicara utama dalam acara yang digelar Bank Indonesia dan IMF pada 27 Februari 2018.
"Fokus konferensi itu adalah menganalisis tren global dan bagaimana negara beradaptasi dengan perubahan global sekaligus tetap menjadi makmur," katanya seperti dikutip dari akun twitter IMF.
Pandangan kritis dari kunjungan IMF ke Indonesia
Diana Gultom, aktivis Debt Watch Indonesia, mengatakan seharusnya pemerintahan Jokowi memanfaatkan kunjungan Christine Lagarde ini untuk kepentingan nasional.
"Seharusnya pertemuan semacam ini digunakan untuk mendorong ruang renegosiasi penghapusan tumpukan utang lama, terutama utang yang dibuat hanya untuk kepentingan rezim seperti zaman Soeharto dulu," kata Diana.
Penghapusan utang yang disalahgunakan rezim, lanjut Diana, akan membuat keuangan Indonesia lebih sehat. "Pernyataan Menteri Sri Mulyani, APBN banyak terserap hanya untuk membayar bunga utang," ujarnya.
Jika pemerintahan Jokowi berhasil membuka ruang renegosiasi utang-utang itu, maka ia akan membangun landasan sejarah baru untuk mengatasi tumpukan utang Indonesia yang kerap membebani APBN.
"Rezim defisit APBN harus diselesaikan dengan juga memperhatikan kapasitas pembayaran utang yang lebih adil bagi Indonesia," kata Diana.
Saat ini total utang Indonesia ke berbagai lembaga adalah sekitar Rp4.600 triliun. Sementara utang kepada IMF sendiri sudah lunas sejak beberapa tahun lalu.
Jika berhasil mengajak IMF menegosiasiakan penghapusan utang Indonesia dan renegosiasi bunga utang Indonesia ke lembaga lain semacam Bank Dunia, maka potensi Indonesia lebih maju dan mandiri ekonominya akan lebih besar.
Baca Di sini http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43193998
No comments:
Post a Comment