Pemerintah pada Rabu sore (28/3) menggelar rapat dengan para penyedia layanan transportasi online, yaitu Go-Jek dan Grab, membahas soal tarif ojek online yang dikeluhkan terlalu kecil oleh para mitra pengemudi.
Rapat yang dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Menteri Perhubungan Budi Karya serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ini, menghasilkan keputusan bahwa aplikator yang menyediakan jasa ojek online harus menaikkan tarif guna meningkatkan kesejahteraan mitra.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, memberi waktu kepada manajemen Go-Jek dan Grab untuk menentukan tarif baru dan perundingan ini ditargetkan rampung pada Senin, tanggal 2 April 2018.
"Senin, rencananya Senin. Senin harapan kita sudah ada keputusan dari pihak perusahaan ya," ucap Moeldoko dalam jumpa pers.
Pada Selasa kemarin, massa mitra pengemudi ojek online menggelar demonstrasi di depan Istana Kepresidenan di Jakarta. Sebanyak empat perwakilan dari massa akhirnya diterima untuk berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo.
Para mitra pengemudi mengeluh tarif Rp 1.600 per kilometer yang dipatok Grab dan Go-Jek saat ini terlalu kecil, dan menuntut agar pemerintah menaikkan tarif ojek online.
Menteri Perhubungan Budi Karya, berpendapat tarif ideal bagi ojek online untuk saat ini adalah Rp 2.000.
"Dari perhitungan kita, ada suatu nilai harga pokok sekitar Rp 1.400 - Rp 1.500, dan keuntungan dan jasanya average menjadi Rp 2.000," kata Budi.
Penerapan tarif ideal Rp 2.000 ini, kata Budi, telah berdasarkan perhitungan dan telah berdiskusi dengan perwakilan pengemudi ojek online.
"Jadi seperti yang disampaikan oleh Pak KSP (Kepala Staf Kepresidenan), bahwasanya kita akan memberikan kesempatan mereka seluas-luasnya untuk berdiskusi dengan drivernya. Kami yang memiliki background, yang menghitung kira-kira berapa sih harga pokok, harga yang pantas yang bisa diberlakukan," tambah Budi.
Para penyedia layanan ojek online itu sendiri mengaku siap berdiskusi secara internal maupun eksternal untuk menentukan tarif baru ini. Hal tersebut diharapkan berpengaruh pada pendapatan dan kesejahteraan para mitra pengemudi.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, berkata siap mengikuti arahan dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Terkait penetapan tarif ideal Rp 2.000 yang diusulkan Kemenhub, Grab masih akan mengkajinya lebih lanjut.
"Kita paham inti permasalahannya adalah pendapatan. Tapi harap dipahami teman-teman pengemudi tahu kalau pendapatan itu unsurnya bukan hanya tarif. Jadi kita sedang mengkaji saat ini. Yang jelas adalah kita setuju untuk bersama-sama meningkatkan pendapatan," kata Ridzki.
Go-Jek saat ini menguasai pasar transportasi berbasis ojek panggilan di Indonesia dan dibuntuti oleh Grab. Jumlah mitra pengemudi GrabBike besar kemungkinan bertambah dalam jumlah besar setelah mereka mendapatkan mitra pengemudi baru yang dialihkan dari UberMotor, pasca-merger antara Grab dan Uber di Asia Tenggara.
Sementara Uber, bakal menghentikan aplikasi dan operasionalnya di Indonesia dan Asia Tenggara pada 8 April mendatang. Seluruh data pengguna Uber bakal diintegrasikan ke aplikasi Grab, sementara para mitra pengemudi Uber bakal diseleksi ulang oleh Grab.
No comments:
Post a Comment