REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengemudi ojek daring melakukan aksi demo untuk meminta pemerintah juga mengatur tarif yang diberlakukan aplikator. Sebab, pengemudi ojek daring mulai merasa tarif yang diberlakukan semakin murah.
Sejalan dengan hal tersebut, Eci Putriani (26 tahun) sebagai pengguna ojek daring Gojek juga menginginkan ada pengaturan tarif. "Saya merasa sekarang tarifnya semakin mahal. Kalau dulu pembayaran pakai Gopay lebih murah tapi sekarang dengan pembayaran tunai bedanya hanya seribu rupiah saja," kata Eci kepada Republika, Rabu (28/3).
Untuk itu ia merasa perlu pengaturan tarif ojek daring dilakukan agar aplikator tidak seenaknya merubah tarif. Eci menilai, salah satu alasan mengapa masyarakat memilih ojek daring karena selama ini tarifnya lebih murah dibandingkan ojek konvensional.
Selain itu, Eci juga mengharapkan ojek daring juga diberikan aturan yang sama seperti taksi daring. Eci merasa sebagai konsumen dirinya perlu terlindungi baik secara keamanan dan kenyamanan saat menggunakan ojek daring.
Begitu juga dengan Anita Nur Fitriany (25 tahun), yang merasa ojek daring memerlukan regulasi karena sangat berkaitan dengan tarif dan trasnportasi. "Perusahaan aplikasi seharusnya tidak bisa mematok tarif transportasi begitu saja. Termasuk regulasi dari Kominfo," tutur Anita.
Meskipun begitu, Anita merasa untuk tarif saat ini yang dikenakan kepada konsumen belum terlampau mahal. Jika ada kenaikan, menurut Anita yang sehari-harinya menggunakan ojek daring Grab, hal tersebut masih terbilang mahal karena tidak sampai 50 persen dari harga biasanya.
Pengemudi ojek daring merasa saat ini tarif yang mereka terima semakin rendah. Meskipun melakukan demo, pada akhirnya para pengemudi ojek daring sudah melakukan mediasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikai dan Informatika, serta presiden Joko Widodo untuk membahas hal tersebut lebih lanjut.
Baca Di sini http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/03/28/p6b1k5359-konsumen-ingin-tarif-ojek-daring-diatur
No comments:
Post a Comment