loading...
"Kasus kekerasan oleh pengemudi ojek online sudah sering terjadi. Selama ini banyak kasus kekerasan yang melibatkan pengemudi ojek online yang merupakan mitra dari para aplikator ojek online," kata Pengamat Transoportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan saat dihubungi SINDOnews, Senin (5/3/2018).
Menurut dia, para perusahaan ojek online telah lalai dalam memberikan pembinaan terhadap mitra kerjanya, yakni driver ojek online tersebut.
"Boleh dikatakan selama ini para aplikator telah lalai membina dan mengawasi para mitra ojek online-nya. Sehingga para mitranya, ojek online sering melakukan tindakan kekerasan dan perbuatan tidak menyenangkan kepada para penggunanya yakni masyarakat pengguna jalan raya," tuturnya.
Maka itu, Tigor meminta, pemerintah untuk menindak secara tegas pada driver ojek online yang kerap berbuat anarkis. Hal itu, menurut dia, agar para driver tersebut taat terhadap hukum.
"Oleh karena itu sanksi tegas perlu diberikan bukan hanya pada pengemudi ojek online tetapi juga bagi para aplikator ojek online agar perilaku mereka, para ojek online di jalan makin tertib dan menghormati penggunanya serta pemakai jalan raya lainnya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan driver ojek online melakukan perusakan terhadap mobil Nissan X-Trail B 233 PB di Underpass Senen, Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat, Rabu 28 Februari 2017 malam. Hal itu diduga ditenggarai oleh ulah salah seorang yang berada di dalam mobil. Hingga terjadilah perusakan mobil berwarna putih itu.
(mhd)
No comments:
Post a Comment