JAKARTA - Satgas Waspada Investasi mencatatkan sejak awal tahun hingga Mei 2018 sebanyak 78 entitas yang diduga melakukan kegiatan investasi bodong. Seluruh entitas ini pun sudah diberi peringatan untuk menghentikan kegiatan.
Dari 78 etintas, terdapat 6 etintas baru pada bulan Mei yang mendapatkan peringatan. Di antaranya yakni PT Medussa Multi Business Centre Tour&Travel (MMBC Tour&Travel), PT Arafah Tamasya Mulia, PT Bandung Eco Sinergi Teknologi (BEST)/Sinergy World/Eco Racing, PT Duta Bisnis School/PT Duta Future International, PT Bes Maestro Waralaba/Klik & Share/www.klikshare.co.id, GainMax Capital Limited/Gainmax.co.uk/gainmaxcapital.blogspot.co.id.
"Hingga Mei 2018 ini 78 entitas, jadi ini menggambarkan bahwa memang di masyarakat kita sangat banyak penawaran ini (investasi ilegal)," ujar Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (25/5/2018).
Dia menjelaskan, identitas dari 72 investasi bodong ini kebanyakan berdasarkan laporan masyarakat dan pembicaraan hangat di media sosial. Kendati demikian, korban dari investasi tersebut dikatakan belum ada yang melakukan pelaporan, jadi pelaporan hanya berdasar antisipasi masyarakat yang mendapatkan tawaran investasi.
"Ini jadi keprihatinan kita juga. Artinya kita menghimbau apabila masyarakat merasa dirugikan, tolonglah kami dibantu untuk melapor ke Kepolisian. Karena penipuan penggelapan ini kan delik materil, harus ada korbannya," tukasnya.
Menurutnya, dengan jumlah entitas yang mencapai 78 hingga pertengahan tahun ini menunjukkan angka yang tinggi, sebab sepanjang 2017 saja terdapat 80 entitas. Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat untuk semakin waspada dan memberikan pelaporan kepada satgas.
"Ini merupakan angka entitas yang sangat besar tentunya sampai Mei. Kita tidak tahu sampai akhir tahun ini akan berapa, mungkin sangat banyak. Masyarakat kita minta jangan mengikuti. Tetap pegang prinsip legal dan logis," jelasnya.
Disisi lain, menurutnya kemajuan teknologi mendorong semakin menjamurnya investasi bodong. Sebab penawaran bisa dilakukan dengan mudah melalui media sosial maupun grup chat, selain itu didorong budaya arisan masyarakat Indonesia yang digunakan untuk menawarkan investasi.
"Selain karena teknologi, memang beberapa anggota masyarakat kita belum memahami resiko untuk mengenal produk-produk jasa keuangan," katanya.
Adapun hingga saat ini, literasi masyarakat terhadap produk jasa keuangan sangat rendah. Berdasarkan data 2016 literasi masih 29,7%, meskipun sudah mengalami kenaikan dari 2013 yang hanya 21,8%. Secara spasial indeks literasi tertinggi berada di Pulau Jawa dengan 34%-40%.
Tongam menyatakan, sudah melakukan pemanggilan pada entitas-entitas tersebut. Setidaknya di bulan ini sebanyak 29 entitas sudah dipanggil.
(kmj)
Baca Di sini https://economy.okezone.com/read/2018/05/25/320/1902697/awas-ada-78-perusahaan-investasi-bodong-ini-daftarnya
No comments:
Post a Comment