Wednesday, May 23, 2018

Kebutuhan Uang Tunai Ramadan dan Idulfitri 1439 H Capai Rp 188,2 Triliun

JAKARTA, (PR).- Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang tunai pada selama Ramadan dan Idulfitri secara nasional sebesar Rp 188,2 triliun. Jumlah itu meningkat 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 163,2 triliun.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan, Bank Indonesia siap melayani kebutuhan uang tunai dan sistem pembayaran masyarakat selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idulfitri 1439 H/2018. Dari sisi pengelolaan uang rupiah, BI telah mempersiapkan layanan kas, baik melalui jaringan kantor Bank Indonesia maupun jaringan perbankan.

"Sementara dari sisi sistem pembayaran, infrastruktur sistem pembayaran nontunai yang diselenggarakan oleh BI terus dijaga agar dapat melayani kebutuhan masyarakat,"ujar dia di Jakarta, Rabu 23 Mei 2018.

Rosmaya mengatakan,‎ BI juga terus berupaya mendorong program elektronifikasi untuk menuju less cash society dengan memanfaatkan sarana non-tunai dalam bertransaksi. Apalagi saat ini telah digulirkan inisiatif Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang memudahkan transaksi lintas operator. "Program elektronifikasi ini diharapkan dapat semakin mendorong kelancaran transaksi ekonomi yang serba mudah, serba cepat namun tetap aman," ujarnya.

Menurut Rosmaya, peningkatan uang kartal tersebut terjadi secara musiman. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank Indonesia menempuh tiga strategi dalam melayani kebutuhan uang tunai.

Strategi pertama yaitu peningkatan distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Dalam Negeri. Kedua, peningkatan layanan kas kepada stakeholders; dan ketiga, kerjasama layanan penukaran dengan perbankan dan pihak lainnya. 

Berhati-hati

Rosmaya menghimbau agar masyarakat menukar uang di tempat-tempat penukaran resmi, baik yang diselenggarakan oleh BI, perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh BI.‎ Hal itu dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan penukaran uang.

"Masyarakat juga diharapkan berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D yaitu Dilihat – Diraba – Diterawang. Untuk memudahkan mengenali keaslian uang rupiah, masyarakat agar senantiasa merawat rupiah dengan baik, jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi,"ujar dia.

Di tengah meningkatnya kebutuhan akan uang tunai, Rosmaya mengatakan, BI akan melakukan pengujian terhadap seluruh infrastruktur untuk memastikan terselenggaranya layanan sistem pembayaran secara aman, lancar dan efisien. Khususnya apabila terjadi peningkatan volume transaksi pada bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri. 

Selain itu, BI juga melakukan koordinasi dengan peserta Sistem Pembayaran Bank Indonesia dan otoritas lainnya guna memastikan optimalnya kegiatan sistem pembayaran. Ketiga, memastikan kesiapan industri untuk penyelenggaraan sistem pembayaran yang aman, andal dan efisien, khususnya keandalan sistem transaksi dan top up uang elektronik di ruas jalan tol. 

"Terkait penggunaan transaksi non tunai melalui alat pembayaran menggunakan kartu, kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerahasiaan PIN dan memperhatikan keamanan pada saat melakukan transaksi,"ujar dia.‎ ***

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2018/05/23/kebutuhan-uang-tunai-ramadan-dan-idulfitri-1439-h-capai-rp-1882-triliun-424841

No comments:

Post a Comment