JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia membuka 160 tempat penukaran resmi pecahan uang kecil selama bulan Ramadhan menjelang Lebaran di wilayah Jabodetabek. Untuk cakupan nasional, ada 1.000 titik yang disediakan BI untuk menukar uang.
Salah satu yang ramai dikunjungi masyarakat yakni di kawasan IRTI Monas, Jakarta Pusat. Di lokasi ini terdapat 14 mobil dari berbagai bank.
Panitia mengatur sedemikian rupa agar masyarakat tidak berdesak-desakan saat menukar uang. Syaratnya mudah, tinggal memperlihatkan kartu tanda penduduk dan mengantre sesuai nomor urut untuk menukar uang.
Petugas menyiapkan sekitar 1.000 nomor urut dan memanggil setiap 10 orang secara bergiliran. Warga diminta menyebar ke mobil penukaran uang yang masih kosong agar tak terjadi penumpukan.
Baca juga: BI Siapkan Rp 23,2 Triliun untuk Penukaran Uang di Jawa Tengah
Padahal, Lebaran masih lama. Namun, animo masyarakat menukar uang di awal bulan puasa cukup tinggi.
Salah satu warga yang datang, Linda, ikut mengantre di barisan belakang untuk menukar uang. Ia membawa uang Rp 1,4 juta untuk ditukar ke pecahan Rp 5.000 dan Rp 2.000.
"Kalau nukar uang di sini kan pasti uang baru," kata Linda kepada Kompas.com, Rabu (22/5/2018).
Linda bergeser sebentar dari tempat kerjanya di Menteng untuk menyempatkan diri ke Monas. Ia memilih menukar uang sejak jauh hari supaya tidak kehabisan belakangan.
"Kalau dulu-dulu nitip (menukar) sama teman," kata Linda.
Warga lainnya, Riska, memanfaatkan tempat penukaran di Monas karena cukup terjangkau dari tempat tinggalnya. Pada tahun sebelumnya, dia menitip ke saudaranya untuk menukarkan uang. Menurut dia, menukar uang di awal bulan puasa lebih baik daripada belakangan.
"Kalau awal enggak begitu ngantre," kata Riska.
Penukaran dilakukan selama lima hari kerja hingga H-3 Lebaran. Setelah itu, penukaran uang bergeser ke titik-titik mudik sepeeti rest area dan tempat pemberhentian lainnya.
Bank Indonesia meminta masyarakat untuk menukar uang pecahan kecil jelang Lebaran di tempat-tempat yang resmi dibuka oleh bank. Deputi Gubenur BI, Rosmaya K Hadi mengatakan, terlalu berisiko jika menukar uang di konter penukaran tidak resmi.
BI membuka 1.000 titik penukaran uang yang juga menjangkau daerah terpencil. Dengan banyaknya tempat penukaran uang, diharapkan memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.
"Dengan demikian, kita meminimalisir adanya jual beli uang di luar yang bisa merugikan masyarakat," kata Rosmaya.
Menurut Rosmaya, setidaknya ada dua risiko dari penukaran uang di tempat tak resmi. Pertama, masyarakat mendapat uang lebih sedikit dari jumlah yang ditukarkan karena dipotong fee. Kedua, tidak bisa dijamin keaslian uang yang diterima dari tempat penukaran itu.
"Memang bisa jamin? Mana tahu uang yang didapat asli atau enggak," kata Rosmaya.
Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/23/150200726/masyarakat-mulai-tukar-uang-pecahan-kecil-untuk-lebaran
No comments:
Post a Comment