DEPOK, KRJOGJA.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan PT Bandha Investasi Indonesia, sebagai pengelola BUMN Fund, bisa menarik dana hingga USD3 miliar atau sekitar Rp42 triliun dalam tiga tahun operasinya.
"Kami harapkan dalam tiga tahun ke depan minimal bisa tarik USD2 miliar-USD3 miliar, bukan hanya dari BUMN tapi juga dana internasional," katanya seusai memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Ke-10 Program Pendidikan Vokasi UI di Depok, Jabar, Kamis (28/6/2018)
Rini mengatakan Bandha Investasi Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari delapan BUMN sektor jasa keuangan itu dibentuk untuk dapat menjembatani kebutuhan pendanaan proyek infrastruktur nasional dengan para investor potensial baik dari BUMN maupun swasta.
Melihat potensinya yang besar, dia menilai perlu ada perusahaan pengelolaan investasi yang profesional, transparan, dan berstandar internasional.
Terlebih, lanjutnya, kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia mencapai Rp5.000 triliun, sehingga membutuhkan alternatif pendanaan.
"Tujuannya, supaya bisa investasi ke infrastruktur dan banyak proyek. Bukan hanya BUMN, tapi juga swasta, kami harap bisa mengundang investor domestik dan internasional untuk ikut perusahaan itu dan ikut investasi," katanya.
Bandha Investasi Indonesia merupakan perusahaan patungan delapan BUMN bidang jasa keuangan, yakni PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Danareksa (Persero), PT Asuransi Jasa Raharja (Persero), PT Askrindo (Persero), PT Asuransi Jasindo (Persero), PT Asabri (Persero), Perum Jamkrindo, dan PT Taspen (Persero).
Skema BUMN Fund diharapkan menjadi solusi bagi pendanaan infrastruktur yang lebih terorganisasi, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan dana milik BUMN baik dengan berinvestasi pada proyek maupun portofolio. (*)
Baca Di sini http://krjogja.com/web/news/read/70416/BUMN_Fund_Bisa_Tarik_Dana_Segar_hingga_Rp42_T
No comments:
Post a Comment