Saturday, June 23, 2018

LPG 3 Kg Nonsubsidi Segera Diluncurkan

PROKAL.CO, TANJUNG SELOR - PT Pertamina akan menjual Liquified Petroleum Gas (LGP) 3 kilogram (kg) nonsubsidi. Rencananya gas tersebut akan mulai dijual atau dipasarkan ke masyarakat pada 1 Juli 2018 mendatang.

Dikonfirmasi, Sales Executive LPG Rayon 1 PT Pertamina Balikpapan dan Kalimantan Utara (Kaltara), Ahmad Ubaidillah Maksum membenarkan Pertamina telah mengeluarkan kebijakan penjualan LPG 3 kg nonsubsidi.

Diharapkan kebijakan itu tidak melahirkan kegundahan di tengah masyarakat utamanya kelas ekonomi menengah ke bawah. Sebab, LPG yang dimaksud merupakan versi 3 kg, namun akan dijual secara nonsubsidi. “Sama - sama tiga kilogram, tapi berbeda dengan yang subsidi,” ungkap Ubaidillah kepada Radar Kaltara melalui pesan WhatsApp miliknya, Sabtu (23/6).

Untuk Kalimatan Timur (Kaltim) dan Kaltara masih akan menunggu petunjuk teknis selanjutnya. Yakni jumlah kuota, harga maupun pola penyalurannya baik di Kaltim maupun Kaltara.

Ubaidillah belum dapat berkomentar lebih jauh terkait itu. Ia hanya memastikan keberadaan LPG  nonsubsidi tidak berpengaruh terhadap LPG 3 kg bersubsidi yang telah lebih dulu ada. “Kuota gas 3 kilogram non subsidi untuk kita belum ada. Sementara masih soft launching yang di Jakarta dan Surabaya dulu,” ujarnya.

Tahun ini kuota LPG 3 kg untuk Kaltara sebanyak 9.820 metrik ton (MT). Kuota terbanyak Bulungan mencapai 3.751 metrik ton (MT), kemudian Tarakan 3.400 MT, Nunukan 1.652 MT, Malinau 700 MT serta Tana Tidung 316 MT. “Yang jelas tidak mengurangi jatah yang subsidi,” jelasnya.

Pertamina mengeluarkan kebijakan tersebut dengan mempertimbangkan berbagai realita dan berbagai persoalan di tengah masyarakat. Salah satunya adanya permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut. Bahkan permintaan itu pun berasal dari masyarakat kelas menengah ke atas.

Selain itu warna tabung subsidi dan nonsubsidi akan dibedakan. Pada tabung nonsubsidi tidak dilengkapi dengan tulisan khusus untuk masyarakat miskin. Sebaliknya yang bersubsidi akan dilengkapi dengan tulisan untuk warga miskin.

Sebelumnya, dikutip dari Jawa Pos (induk Radar Tarakan), Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, produk itu diluncurkan bulan depan. Tepatnya pada Juli. “Ini merupakan tindak lanjut dari hasil tes pasar yang telah dilakukan,” ujar Nicke.

Menurut dia, produk tersebut dapat mengakomodasi keinginan masyarakat mampu untuk memperoleh elpiji dalam ukuran kecil. Saat ini produk elpiji nonsubsidi yang paling kecil berbobot 5 kg. Nanti warna tabung produk baru mirip seperti bright gas ukuran 5,5 kg, yaitu merah muda. Bentuk dan ukuran tabung masih sama dengan elpiji subsidi 3 kg atau elpiji melon.

Pertamina telah menguji coba produk elpiji tersebut sejak akhir tahun lalu. Uji coba dilakukan di dua tempat. Yakni, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid menyatakan, sebagai tahap awal, produksi elpiji nonsubsidi itu bakal disesuaikan dengan kebutuhan. “Hitungannya belum final. Kami evaluasi market dulu,” kata Mas'ud.

Pertamina sebelumnya berharap produk itu mampu memperluas pasar elpiji non-PSO (public service obligation) sebesar 2-4 persen pada tahun depan. Selama ini konsumsi elpiji memang didominasi elpiji 3 kg PSO. Pertamina mencatat, dari total permintaan elpiji yang mencapai 7,5 juta metrik ton per tahun, konsumsi elpiji 3 kg PSO mendominasi 6,7 juta metrik ton. Sisanya, 800 ribu metrik ton, merupakan elpiji non-PSO.

Dalam APBN 2018, kuota subsidi elpiji 2018 dipatok 6,450 juta metrik ton (mt) atau Rp 94,53 triliun. Namun, Pertamina memprediksi, hingga akhir tahun ini realisasi subsidi elpiji membengkak dari kuota yang ditetapkan atau mencapai 6,7 juta mt. Sebab, pemerintah belum menerapkan skema distribusi tertutup elpiji melon kepada masyarakat. Padahal, skema itu dinilai bisa menekan pemakaian subsidi 3 kg. (isl/eza)

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini http://kaltara.prokal.co/read/news/19736-lpg-3-kg-nonsubsidi-segera-diluncurkan.html

No comments:

Post a Comment