Wednesday, September 26, 2018

Rizal Ramli: Pembatasan Impor Tak Efektif Sembuhkan Neraca Perdagangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli menyebut kebijakan pemerintah dalam bentuk penetapan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Impor tidak efektif memperbaiki posisi neraca perdagangan.

Tarif PPh Impor ditujukan bagi 1.147 komoditas impor barang konsumsi agar pertumbuhan impor tidak terlampau tinggi dan neraca perdagangan tidak mengalami defisit.

"Total dari impor 1.147 komoditas itu hanya 5 miliar dollar AS. Dengan langkah yang diambil oleh pemerintah, paling impor hanya berkurang 500 juta dollar AS," kata Rizal saat ditemui dalam diskusi di Hotel Ibis, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).

Rizal mengungkapkan, dari data terakhir defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sudah menyentuh 5 miliar dollar AS. Kemudian Bank Indonesia sebelumnya juga telah memperkirakan CAD bakal semakin melebar hingga akhir tahun ini, mencapai sekitar 20 miliar dollar AS.

Baca juga: Pengelolaan APBN dan Jawaban atas Lontaran Kritik Rizal Ramli

Dari kondisi tersebut, Rizal meragukan kebijakan pengendalian barang impor bakal efektif menekan defisit transaksi berjalan yang berpotensi makin melebar. Untuk itu, dia menyarankan pemerintah fokus pada komoditas impor yang besar-besar, salah satunya baja.

"Kenapa enggak fokus sama yang gede-gede, 10 impor Indonesia paling besar. Contohnya, baja dan turunan baja, impornya 10 miliar dollar AS," tutur Rizal.

Untuk soal baja, Rizal menyinggung perusahaan Krakatau Steel yang merugi bersama pabrik baja lain di Indonesia. Mereka merugi karena pasar Indonesia diserbu oleh baja asal China yang kelebihan kapasitas dan menjualnya dengan harga murah, menyebabkan pabrik baja dalam negeri kehilangan daya saing.

"Fokus dong itu, ambil langkah kebijakan tarif anti dumping. Kalau dilakukan, impor baja bisa dikurangi 5 miliar dollar AS. Belum lagi mobil, penjualan mobil kan tinggi sekali. Kita kenakan pajak impor atau pajak pembelian," ujar Rizal.

Rizal berharap pemerintah tidak terlambat memikirkan langkah ke depan guna menyelamatkan ekonomi Indonesia. Dia juga menganggap belakangan apa yang dia sampaikan telah diakui pemerintah, tepatnya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang mengatakan ekonomi Indonesia rentah terhadap kondisi global, bagaikan danau dangkal.

"Baru sekarang Menteri Keuangannya mengakui bahwa ekonomi Indonesia kayak kolam dangkal. Rizal Ramli sudah bilang itu 1,5 tahun lalu, dibantah-bantah, ternyata apa yang diomongin benar semua," ucap Rizal.

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/26/183300826/rizal-ramli--pembatasan-impor-tak-efektif-sembuhkan-neraca-perdagangan

No comments:

Post a Comment