Penurunan pada indeks salah satunya dikarenakan pelaku pasar mengambil langkah wait and see atas rilisnya data Foreign Direct Investment kuartal III 2018 yang akan dirilis pada hari ini (30/10). Selain itu, data PDB AS yang dilaporkan diatas perkiraan serta minimnya katalis positif dari dalam negeri membuat IHSG belum mampu menutup perdagangan di zona hijau.
Pelaku pasar asing membukukan aksi beli bersih (netbuy) sebesar Rp 131 miliar. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,04% ke level Rp 15.223.
Sementara itu, indeks utama bursa AS kompak ditutup dalam teritori negatif pada perdagangan awal pekan ini (29/10). Indeks Dow Jones turun 0.99% ke level 24.442,92, S&P melemah 0,66% ke level 2.641,25, dan Nasdaq tertekan 1,63% ke level 7.050,29.
Koreksi dari indeks utama bursa Wall Street salah satunya dikarenakan adanya respon negatif pasar atas laporan bahwa Amerika Serikat (AS) berencana kembali menambahkan tarif senilai US$ 275 miliar pada barang- barang China.
Adapun tarif ini dapat diimplementasikan paling cepat pada Desember ini. Adapun tarif tersebut digunakan sebagai cadangan jika pertemuan keduanya gagal.
IHSG ditutup melemah sebesar 0,5% ke level 5.754. IHSG ditutup candle bearish dengan indikator Stochastic di rasio 58% melemah, MACD histogram bergerak negatif dengan volume turun. Kami perkirakan IHSG melemah dengan pergerakan di kisaran 5.669-5.780. (ara/ara)
Baca Di sini https://finance.detik.com/market-research/d-4279205/oso-securities-ihsg-diperkirakan-melemah-di-5669-5780
No comments:
Post a Comment