JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia sedang harap-harap cemas menunggu pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Hasil pertemuan itu diharapkan bisa meredakan perang dagang.
Saat ini para investor sudah ancang-ancang untuk merelokasi industrinya dari China. Hal ini disebabkan ketentuan bea masuk tinggi oleh AS kepada produk yang berasal dari China.
" Investor di China sudah mulai mikir, 'ini kalau di China akan terus susah'," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution saat bicara dalam seminar Proyeksi Ekonomi Indoensia 2019, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Mantan Gubenur Bank Indonesia itu menilai, hal ini adalah peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara tempat relokasi industri yang berasal dari China.
Baca juga: Jack Ma, Miliarder yang Ditarik Jadi Anggota Partai Komunis China
Namun dampak perang dagang yang cenderung positif itu belum tentu bisa didapatkan oleh Indonesia. Sebab beberapa negara Asia Tenggara lainnya juga berupaya mendapatkan 'durian runtuh' itu.
"Tinggal pertarungannya adalah kita lebih kompetitif dan menarik atau tidak dari Vietnam, Thialand dan Malaysia di Asia Tenggara. Ada satu lagi saingan yang berat yaitu India," kata Darmin.
Pemerintah kata Darmin, tidak boleh kehilangan momentum itu. Oleh karena itu, pemerintah fokus berbenah menawarkan berbagai insentif agar para investor yang berasal dari China menilai relokasi ke Indonesia.
Dua pekan lalu, pemerintah merilis paket kebijakan ekonomi XVI yang penuh insentif fiskal untuk para investor. Insentif fiskal berupa pengurangan pembayaran pajak penghasilan (PPh) Badan atau tax holiday.
Dengan skema tax holiday yang baru, investor bahwa bisa tak bayar PPh Badan hingga 20 tahun. Setelahnya, Investor masih dapat diskon PPh 50 persen.
Baca Di sini https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/28/193600826/perang-dagang-investor-ancang-ancang-keluar-dari-china
No comments:
Post a Comment