Surat utang negara (SUN) dengan tenor 10 tahun ditawarkan dengan imbal hasil sekitar 8%.
"Tergantung. Kalau yang dihitung utang itu misalnya obligasi pemerintah, kemungkinannya lebih tinggi. Karena yang namanya obligasi kita lebih tinggi bunganya daripada Malaysia, daripada Thailand," ujar Darmin di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).
Meski demikian, kata Darmin, setiap negara memiliki kebijakannya masing-masing. Sehingga bukan hal yang baru jika memberikan tawaran yang lebih tinggi.
"Setiap negara itu nggak sama kalau dihitungnya itu obligasi pemerintah. Kalau dihitung utang langsung, itu nggak beda banyak," jelas dia.
Sementara itu, Ekonom Senior Faisal Basri dalam keterangannya menyebut bahwa selama kurun waktu 2014-2018 belanja untuk pembayaran bunga utang tumbuh tinggi hingga 94%.
Dia bilang, surat utang pemerintah Indonesia dalam rupiah (local currency bonds) yang dipegang oleh investor asing relatif sangat besar, bahkan terbesar di antara negara berkembang.
Hal ini mengakibatkan perekonomian Indonesia sangat rentan terhadap gejolak eksternal. Yield surat utang Indonesia bertenor 10 tahun pun tergolong tinggi, yaitu 8,1% per 25 Januari 2019.
"Sekalipun utang pemerintah Indonesia masih relatif rendah, namun beban pembayaran bunga utang terhadap APBN terus meningkat," kata Faisal Basri. (hek/ara)
Baca Di sini https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4405795/darmin-akui-bunga-utang-ri-lebih-tinggi-dari-malaysia
No comments:
Post a Comment