Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan capaian realisasi kinerja APBN 2018 ini tidaklah mudah mengingat gejolak perekonomian global banyak memberikan dampak pada Indonesia.
"Pendapatan negara Rp 1.942,3 triliun, lebih besar dari target APBN yang sebesar Rp 1.894 triliun, ini suatu hasil yang baik," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2019).
Sri Mulyani menyebut, realisasi penerimaan negara itu ditopang oleh penerimaan perpajakan yang mencapai Rp 1.928,4 triliun atau 101,8% dari target sebesar Rp 1.893,5 triliun.
Selanjutnya, ditopang juga oleh pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang realisasinya Rp 407,1 triliun atau tembus 147,8% dari target yang sebesar Rp 275,4 triliun. Sedangkan hibah realisasinya Rp 13,9 triliun atau tembus 161,4% dari target Rp 1,2 triliun.
"Dengan situasi ini maka APBN 2018 dan ini ingin disampaikan pertama kali dalam 15 tahun UU APBN tidak dilakukan perubahan, tidak ada UU APBN perubahan, APBN KiTa pelaksanaan 2018 sangat baik dan optimal," jelas Sri Mulyani.
Sedangkan untuk belanja negara, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa realisasinya sampai akhir Desember 2018 sebesar Rp 2.202,2 triliun atau 99,2% dari target Rp 2.220,7 triliun.
Capaian tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat yang realisasinya Rp 1.444,4 triliun atau 99,3% dari target Rp 1.454,5 triliun. Adapun, belanja pemerintah pusat itu terdiri dari anggaran belanja kementerian/lembaga (K/L) realisasinya Rp 836,2 triliun atau 98,7% dari target Rp 847,4 triliun. Lalu untuk belanja non K/L realisasinya Rp 608,2 triliun atau 100,2% dari target Rp 607,1 triliun.
Belanja negara juga dialokasikan untuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD), yang mana realisasi sampai akhir Desember 2018 sebeesar Rp 757,8 triliun atau 98,9% dari target Rp 766,2 triliun. (hek/ara)
Baca Di sini https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4368359/top-penerimaan-negara-di-2018-tembus-102
No comments:
Post a Comment