Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit tersebut didapat dari dari penerimaan negara yang tembus Rp 1.942,3 triliun dan belanja negara Rp 2.202,2 triliun.
"Defisit APBN terealisir Rp 259,9 triliun atau 1,76% dari PDB kita. Angka ini jauh lebih kecil dari UU APBN yang menargetkan defisit Rp 325,9 triliun atau 2,19%," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2019).
Dia bilang, realisasi defisit anggaran yang semakin baik juga diikuti oleh keseimbangan primer tahun 2018. Meski masih defisit namun angkanya mendekati nol.
"Keseimbangan primer tahun ini hampir mendekati 0. Bahkan tanggal 31 mencapai positif Rp 4 triliun. Tapi kita hitung lagi turun di Rp 1,8 triliun," kata Sri Mulyani.
Dengan begitu, pemerintah sepanjang tahun 2018 masih melakukan gali lubang tutup lubang. Pasalnya, keseimbangan primer itu adalah adalah selisih antara penerimaan negara dikurangi belanja yang tidak termasuk pembayaran utang.
Jika nilainya masih defisit, maka pemerintah harus berutang lagi untuk membayar utang-utang yang jatuh tempo atau gali lubang tutup lubang. Namun, jika nilainya positif, maka pemerintah mampu membiayai utang jatuh tempo dengan sumber penerimaannya sendiri.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan bahwa keseimbangan primer pada 2018 ini memiliki tren perbaikan yang signifikan.
Pasalnya, pada tahun 2017, keseimbangan primer negatif Rp 124,4 triliun dan pada 2018 hanya menjadi negatif Rp 1,8 triliun.
"Ini berarti penurunannya mendekati Rp 122 triliun hanya dalam waktu satu tahun. Padahal tahun ini harusnya primary balance negatif Rp 87,3 triliun. Realisaisinya negatif Rp 1,8 triliun. Jadi dibanding tahun lalu perbaikan primary balance sangat signifikan yaitu dari Rp 124,4 triliun jadi Rp 1,8 triliun," ungkap Sri Mulyani. (hek/ara)
Baca Di sini https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4368394/penerimaan-tembus-target-tapi-masih-gali-lubang-tutup-lubang
No comments:
Post a Comment