Pil yang ditelan para pegawai pun makin terasa pahit. Sebab, mereka harus menghidupi keluarga di sisi lain harus menanggung utang di bank.
Salah satu Pak Pos, Yanto, bukan nama sebenarnya, mengatakan, sebagian besar pegawai Pos Indonesia memiliki tanggungan utang di bank. Pak Pos sendiri merupakan sebutan lazim bagi para pekerja PT Pos Indonesia.
"80% lebih seluruh pegawai Pos pada ngutang bank dan koperasi," sambungnya.
Yang lebih menyedihkan, lanjut Yanto, gaji yang mereka terima pas-pasan di bawah Rp 4 jutaan sebulan. Kondisi tersebut, berbanding terbalik dengan para petinggi perusahaan yang menerima upah hingga Rp 40 jutaan.
Padahal, para pekerja bawahan ini ialah yang paling depan banting tulang untuk Pos Indonesia.
"Di PT Pos yang enak-enak itu para Vice President dan Senior Vice President. Gaji mencapai Rp 40 jutaan sebulan. Di bawah, rata-rata Rp 4 jutaan yang berkeringat dan banting tulang. Itu pelaksana yang hidupnya pas-pasan," keluhnya.
Bukan hanya itu, para pegawai juga mesti menerima kenyataan lantaran mendapat perlakuan yang berbeda. Para pekerja harus membayar denda jika tidak masuk kerja. Sebaliknya, para bos tak mendapat sanksi apa-apa saat absen.
"Mereka jika tidak masuk tidak pernah dipotong. Kalau pegawai lain tidak masuk dipotong minimal Rp 100 ribu sehari," terangnya.
Yanto merupakan salah satu Pak Pos yang kurang beruntung tersebut. Saat ini, ia sedang berjuang dengan rekan-rekannya yang lain untuk menuntut haknya, upah.
(fdl/fdl) Baca Di sini https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4411325/cerita-pilu-pak-pos-banyak-cicilan-utang-hingga-gaji-ditunda
No comments:
Post a Comment