Thursday, February 22, 2018

PTPP Lanjutkan Pengerjaan Jembatan Holtekamp

JAKARTA - Proses pengangkatan dan pemasangan center span pada pembangunan Jembatan Holtekamp Jayapura, Papua, kembali dilanjutkan oleh PT PP (Persero) Tbk (PTPP), pascamoratorium atau penghentian sementara pekerjaan konstruksi layang (elevated). Direktur Utama PTPP, Tumiyana, proyek Jembatan Holtekamp merupakan salah satu yang terkena kebijakan penghentian sementara. Padahal, pada Rabu (21/2) direncanakan pengangkatan dan pemasangan center span seberat 2.000 ton dengan dimensi tinggi 20 meter, lebar 26 meter, dan panjang 112,5 meter, di saat kondisi cuaca dan ombak diperkirakan baik.

“Namun, selang sehari setelah instruksi moratorium dijalankan, pekerjaan pemasangan rangka jembatan tersebut dilanjutkan pada Rabu (21/2),” ungkap Tumiyana, Kamis (22/2). Proyek pembangunan Jembatan Holtekamp, Jayapura, menghubungkan daratan Holtekamp dengan daratan Hamadi. Jembatan Holtekamp memiliki panjang bentang utama 433 meter, sementara jembatan bentang pendekat mencapai 900 meter.

Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR sekaligus Komisaris PTPP, Arie Setiadi Moerwanto, pemasangan rangka jembatan dilanjutkan karena sudah dievaluasi dan diuji oleh Komisi Keselamatan Konstruksi dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan. Hasil evaluasi tersebut menyatakan pemasangan rangka baja jembatan layak untuk terus dilanjutkan. “Jembatan ini menjadi proyek infrastruktur dengan pekerjaan layang pertama yang boleh kembali dilanjutkan setelah adanya instruksi penghentian sementara,” jelas Arie.

Sinergi BUMN

Sumber dana megaproyek pembangunan Jembatan Holtekamp berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan nilai kontrak mencapai 1,27 triliun rupiah. Pembangunan jembatan ini dikerjakan oleh konsorsium PTPP, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero). “Pembangunan Jembatan Holtekamp merupakan sinergi BUMN,” imbuh Tumiyana. Jembatan Holtekamp dikerjakan menggunakan metode yang pertama kali dilakukan di Indonesia, yaitu metode strand lifting (full span). Metode ini mempertimbangkan faktor risiko kegempaan di lokasi proyek yang tergolong tinggi, sehingga akan sangat riskan bila proses pelaksanaan dikerjakan sepenuhnya di site. Konsep utama metode ini adalah mengerjakan proses pemasangan secepat mungkin untuk mengurangi risiko gempa yang terjadi.

Mengingat faktor risiko tersebut, pekerjaan pengelasan baja bentang utama secara segmental dilakukan di Pasuruan oleh PT Bromo Steel Indonesia, anak usaha dari PT Boma Bisma Indra (Persero). Sedangkan, final assembly atau perangkaian seluruh segmen menjadi rangka jembatan utuh dan loadout dilakukan di workshop PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, yang memiliki fasilitas memadai dan dilengkapi pelabuhan. Untuk diketahui, tepat pada pukul 11.00 WIT setelah mendapat persetujuan, proses pengangkatan dan pemasangan center span Jembatan Hotekamp dimulai. Proses pengangkatan diperkirakan memakan waktu 6 jam, namun pada pukul 15.30 WIT center span telah berada pada posisinya dan dilakukan adjustment dimensi.

Atas prestasi ini, Konsorsium PTPP-HK-NK dan Dirjen Bina Marga memecahkan dua rekor dunia dari Museum Rekor- Dunia Indonesia (MURI), yaitu Pengangkatan dan Pemasangan Rangka Baja Jembatan Dalam Bentuk Utuh Terpanjang. Serta, Pengiriman Rangka Baja Pelengkung Bagian Tengah secara Utuh dengan Jarak Terjauh 3.200 kilometer.

yni/AR-2

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini http://www.koran-jakarta.com/ptpp-lanjutkan-pengerjaan-jembatan-holtekamp/

No comments:

Post a Comment