Liputan6.com, Jakarta Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium akan dihentikan saat pelaksanaan Asian Games dan pertemuan tahunan Badan Moneter International (IMF)-Bank Dunia 2018.
Apakah ada manfaat jika Premium benar-benar tidak ada lagi di pasaran?
Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, manfaat yang didapat jika Premium sudah tidak dijual adalah masyarakat akan menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik. Kondisi ini tentu akan berdampak pada perbaikan lingkungan.
"Dengan menggunakan BBM kualitas tinggi, aspek lingkungan untuk lebih baik," kata Komaidi, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Komaidi melanjutkan, manfaat lain penghentian penjualan Premium adalah keberlanjutan pasokan BBM, saat ini mayoritas negara sudah mengonsumsi BBM dengan kualitas tinggi Euro 4 bahkan Euro 5.
Kondisi ini membuat penjual BBM jenis Premium di pasar Internasional semakin sedikit, jika Indonesia tetap mempertahankan menggunakan Premium dikhawatirkan akan kesuitan mendapat pasokan Premium.
Di sisi lain, saat ini fasilitas pengelolaan minyak (kilang) lebih banyak menghasilkan BBM dengan kualitas lebih tinggi dari Premium. Dengan begitu, pasokan Premium akan semakin berkurang.
"Manfaat keberlanjutan, BBM kualitas tinggi sekarang banyak di pasar, karena banyak negara yang pakai produk kualitas tinggi. Kalau masih rendah akan sulit mendapatkan pasokannya," jelas Komaidi.
Menurut Komaidi, saat ini hanya tinggal empat negara yang masih mengonsumsi BBM dengan kualitas setara Premium, yaitu Bangladesh, Indonesia dan dua negara di Afrika. Namun, penggunaan BBM setara Premium di negara tersebut hanya untuk sektor pertanian.
"Di sana Premium digunakan untuk Pertanian, jadi polusi udaranya langsung terserap pohon pohon. Bukan digunakan di perkotaan," tandasnya.
Baca Di sini http://www.liputan6.com/bisnis/read/3409772/apa-untungnya-bila-penjualan-premium-disetop
No comments:
Post a Comment